Wednesday, November 27, 2024
Artikel

KESALAHAN PROMOSI Pemasaran yang Sering Dilakukan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pemasaran di sektor pelayanan kesehatan memiliki tantangan unik karena melibatkan tanggung jawab besar terhadap kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pasien. Sayangnya, beberapa fasilitas pelayanan kesehatan masih melakukan kesalahan dalam strategi pemasaran mereka, yang dapat merusak reputasi dan mengurangi kepercayaan pasien. Artikel ini akan membahas kesalahan umum dalam promosi pemasaran fasilitas pelayanan kesehatan dan memberikan rekomendasi untuk menghindari kesalahan tersebut. (Widiyas Hidhayanto, 2024)

Kesalahan Umum dalam Promosi Pemasaran Fasilitas Pelayanan Kesehatan

  1. Klaim Berlebihan atau Tidak Realistis

Salah satu kesalahan paling umum adalah membuat klaim yang berlebihan atau tidak realistis tentang layanan kesehatan yang ditawarkan. Ini bisa termasuk janji penyembuhan total, keefektifan pengobatan tertentu tanpa bukti yang memadai, atau mengklaim memiliki teknologi medis paling canggih tanpa dukungan fakta.

Contoh Kasus, Sebuah klinik yang mengiklankan terapi baru yang konon bisa menyembuhkan penyakit kronis dalam waktu singkat tanpa ada uji klinis yang mendukung klaim tersebut. Hal ini akan berdampak pada pasien bahwa mereka akan merasa tertipu dan hilang kepercayaan pada klinik tersebut. Dengan adanya sosial media akan sangat mungkin kejadian peserti ini dapat menyebar ke masyarakat luas dan merusak reputasi klinik.

  1. Mengabaikan Etika Medis dalam Promosi

Beberapa fasilitas pelayanan kesehatan ada yang masih menggunakan taktik pemasaran yang tidak etis, seperti memberikan diagnosa berlebihan seolah menakut-nakuti pasien dengan statistik yang menyesatkan atau menggunakan testimoni palsu untuk mempromosikan layanan mereka.

Contoh Kasus, Sebuah rumah sakit yang menakut-nakuti pasien dengan mengatakan bahwa mereka memiliki risiko tinggi untuk kondisi medis tertentu tanpa dasar medis yang jelas, hanya untuk mempromosikan layanan screening mereka. Hal seperti ini  selain merusak kepercayaan, praktik ini bisa mengundang sanksi baik secara hukum maupun sosial terhadap citra rumah sakit.

  1. Mengabaikan Kepuasan dan Umpan Balik Pasien

Fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memperhatikan umpan balik dari pasien atau tidak berusaha meningkatkan kualitas layanan berdasarkan masukan sering kali mengalami penurunan kepuasan pasien. Sikap pengabaian sepert ini menjadi kerugian besar, karena bila kita menaruh kepedulian tinggi, menelisik mendalam, dan mampu memberikan respon aksi positif maka umpan balik akan menjadi guru dan sumber ilmu yang memacu perbaikan, kreatifitas, dan inovasi.

Contoh Kasus, Klinik yang tidak menanggapi keluhan pasien mengenai waktu tunggu yang lama atau perilaku staf yang tidak profesional. Ketidakpedulian ini akan mengakibatkan kemungkinan adanya pasien yang tidak puas, dan kemungkinan besar akan beralih ke penyedia layanan lain dan menyebarkan pengalaman negatif mereka kepada orang lain.

  1. Promosi yang Tidak Sesuai dengan Target Pasar

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah tidak menyesuaikan strategi pemasaran dengan demografi dan kebutuhan spesifik target pasar. Hal ini seringkali terjadi akibat kegagalan memahami profil segmen pasar.

Contoh Kasus, Promosi layanan kesehatan anak yang ditargetkan kepada populasi lanjut usia, atau iklan layanan kesehatan yang terlalu teknis untuk masyarakat umum. Hal seperti ini dapat berdampak pada  promosi yang tidak tepat sasaran tidak hanya tidak efektif tetapi juga bisa menyebabkan kebingungan dan ketidakpercayaan.

  1. Kurangnya Transparansi

Transparansi adalah kunci dalam membangun kepercayaan, namun beberapa fasilitas kesehatan gagal memberikan informasi yang jelas dan jujur mengenai biaya, risiko, dan hasil yang diharapkan dari suatu prosedur atau layanan.

Contoh Kasus, Rumah sakit yang tidak memberikan rincian biaya total operasi hingga setelah prosedur selesai. Hal in dapat mengejutkan pasien dengan tagihan yang jauh lebih tinggi dari perkiraan awal. Ketidakjelasan informasi ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan hilangnya kepercayaan dari pasien.

  1. Gap Pengetahuan

Perbedaan besar dalam pengetahuan dan pemahaman antara penyedia layanan kesehatan dan masyarakat umum mengenai istilah dan konsep medis dapat menyebabkan miskomunikasi dan kesalahpahaman. Istilah medis yang kompleks sering kali sulit dipahami oleh masyarakat umum, dan ini bisa menjadi tantangan dalam menyampaikan informasi kesehatan yang akurat.

Contoh Kasus, Seorang dokter yang menggunakan istilah medis teknis tanpa menjelaskan secara sederhana kepada pasien. Misalnya, menjelaskan hasil diagnosa menggunakan istilah seperti “hipertensi sekunder” tanpa memberikan penjelasan tambahan. Masyarakat yang tidak memahami informasi medis mungkin merasa bingung atau tidak percaya pada layanan yang ditawarkan. Ini bisa mengurangi kepuasan pasien dan membuat mereka mencari informasi dari sumber yang kurang terpercaya, seperti internet, yang dapat memperburuk situasi.

  1. Perbedaan Keinginan

Ada kesenjangan keinginan yang signifikan antara penyedia layanan kesehatan dan masyarakat. Penyedia layanan kesehatan cenderung berfokus pada mencapai volume layanan tinggi untuk keuntungan finansial, sedangkan masyarakat pada dasarnya tidak ingin sakit dan lebih menginginkan pencegahan daripada pengobatan.

Contoh Kasus: Rumah sakit yang gencar mempromosikan berbagai layanan bedah dan prosedur medis lainnya tanpa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan gaya hidup sehat. Promosi yang terlalu berfokus pada pengobatan tanpa memperhatikan aspek pencegahan dapat dianggap tidak sensitif terhadap kebutuhan dan keinginan masyarakat. Hal ini bisa menimbulkan kesan bahwa fasilitas kesehatan lebih mementingkan keuntungan daripada kesejahteraan pasien.

Rekomendasi untuk Menghindari Kesalahan Pemasaran

  1. Klaim yang Realistis dan Terbukti

Pastikan semua klaim dalam promosi didukung oleh bukti klinis yang solid dan realistis. Hindari membuat janji yang tidak bisa dipenuhi.

  1. Etika dalam Pemasaran

Terapkan standar etika tinggi dalam semua upaya pemasaran. Hindari menakut-nakuti pasien atau menggunakan testimoni palsu.

  1. Perhatikan Umpan Balik Pasien

Aktif mendengarkan dan merespons umpan balik pasien untuk meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan mereka.

  1. Target Pasar yang Tepat

Sesuaikan strategi pemasaran dengan demografi dan kebutuhan spesifik dari target pasar Anda.

  1. Transparansi

Berikan informasi yang jelas dan jujur mengenai biaya, risiko, dan hasil yang diharapkan dari setiap layanan atau prosedur yang ditawarkan.

  1. Mengurangi Gap Pengetahuan

Edukasi pasien dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami. Gunakan analogi yang relevan dan hindari istilah medis yang kompleks tanpa penjelasan yang memadai.

  1. Fokus pada Pencegahan

Selain mempromosikan layanan pengobatan, fasilitas pelayanan kesehatan harus mengedukasi masyarakat tentang pencegahan penyakit dan gaya hidup sehat. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan peduli pada kesejahteraan jangka panjang pasien, bukan hanya keuntungan finansial.

 

Kesimpulan

Kesalahan dalam promosi pemasaran fasilitas pelayanan kesehatan dapat berdampak serius pada reputasi dan kepercayaan pasien. Dengan menghindari klaim berlebihan, menerapkan etika dalam pemasaran, mendengarkan umpan balik pasien, menargetkan pasar dengan tepat, menjaga transparansi, mengurangi gap pengetahuan, serta memperhatikan kesejahteraan masyarakat dengan fokus pada pencegahan, fasilitas kesehatan dapat membangun citra positif dan hubungan yang kuat dengan pasien mereka. Keberhasilan pemasaran dalam sektor kesehatan bukan hanya tentang menarik pasien baru, tetapi juga tentang mempertahankan kepercayaan dan kepuasan mereka dalam jangka panjang.

 

Widiyas Hidhayanto
widiyas_hid@yahoo.com
Principal Consultant WIDINA management
Strategy, Costing, Finance, Accounting, Operation, Kaizen-Lean, Marketing, Information System

 

Leave a Reply

error: Content is protected !!