Sunday, July 7, 2024
Artikel

TALENTA yang dibutuhkan dalam TRANSFORMASI DIGITAL ? Teknologi, Data, Proses, dan Manajemen Perubahan

Perubahan cepat dari beragam pelajaran di atas pengalaman, upaya menghadirkan solusi yang adaptif, memperhatikan hal-hal sedernana fundamental yang sering terabaikan, serta menarik sintesa dari perjalanan orang-orang sukses dalam mencapai kesuksesan mereka. Maka dirasa penting untuk memahami faktor kunci kesuksesan dari sebuah transformasi, terutama transformasi digital. Meskipun transformasi digital bukan suatu hal yang mutlak, dan bukan juga sebagai satu-satunya langkah dalam rangka menghadirkan nilai yang tepat sebagai atas permasalahan dan pemenuhan kebutuhan pasar. Namun, apabila dari rangkaian proses telaah mendalam dan proses rekayasa ulang mulai dari design thinking hingga model bisnis ternyata ditemukan bahwa transformasi digital terpilih sebagai satu langkah yang akan dijalankan, maka penting untuk lebih mendalami salah satu elemen kunci dalam transformasi digital, yaitu talenta atau bakat.

Dari pengalaman Davenport dan Redman seperti dituliskan dalam Harvard Business Review, diperoleh perspektif tentang betapa sulitnya transformasi digital yang sebenarnya dan apa yang diperlukan untuk berhasil. Bahwa transformasi digital membutuhkan bakat atau talenta. Penting untuk mengumpulkan tim yang tepat dari orang-orang dengan bakat atau talenta di empat bidang keahlian utama, yaitu teknologi, data, proses, dan manajemen perubahan. Dimana masing-masing bidang ini membutuhkan seperangkat keterampilan tertentu.

Bagaimana mengumpulkan tim dengan talenta di bidang teknologi, data, dan proses yang tepat dari orang-orang yang dapat bekerja sama? Bagaimana menghadirkan kepemimpinan yang kuat yang dapat mengelola perubahan organisasi dengan baik? Itu adalah pertanyaan-pertanyaan mendasar sebagai langkah terpenting yang dapat diambil jika mempertimbangkan pilihan langkah transformasi digital. Tentu saja, tidak sertamerta bahwa talenta terbaik menjamin kesuksesan, tetapi kekurangannya hampir menjamin kegagalan. Kinerja yang buruk pada salah satu dari empat bidang keahlian yang saling terkait tersebut (teknologi, data, proses, dan manajemen perubahan) dapat menghasilkan kegagalan.

Sehingga sangat penting, bahwa pada setiap fase mulai dari menciptakan dan mengkomunikasikan visi yang menarik, menyusun rencana dan menyesuaikannya dengan cepat, hingga mengerjakan detailnya, semuanya membutuhkan orang-orang dengan bakat atau talenta yang tepat yang dapat bekerjasama menuju perubahan terbaik dalam mewujudkan transformasi digital yang diimpikan.

Seperti apa masing-masing talenta di bidang teknologi, data, proses, dan manajemen perubahan yang dimaksud dan bagaimana peran masing-masing?

 

TEKNOLOGI

Kemunculan beragam teknologi yang mengejutkan dan sangat aseleratif, mulai dari Internet of Things, Blockchain, Big Data, Artificial Inteligence, Virtual Reality, Drone, dan lain sebagainya perlu dipahami dengan benar, dimaknai dengan tepat, dimanfaat dengan baik. Kecanggihan teknologi akan menjadi semakin lebih mudah digunakan dan lebih cepat diadaptasi melalui orang-orang dengan talenta yang tepat. Menjadi lebih dulu atau lebih cepat merupakan salah satu elemen kunci untuk unggul dalam transformasi digital.

Oleh karena itu, menjadi hal penting untuk memiliki orang-orang dengan talenta di bidang teknologi agar dapat lebih segera memahami bagaimana teknologi tertentu berkontribusi pada peluang transformasional, bagaimana mengadaptasi teknologi itu dengan kebutuhan spesifik, dan bagaimana mengintegrasikannya dengan sistem yang ada sangatlah kompleks. Mengganti (dengan yang baru), memodifikasi, menyelaraskan, atau menata ulang teknologi yang telah digunakan atau tertanam saat ini merupakan suatu masalah teknis yang menjadi tanggungjawab pemangku misi transformasi digital. Penyelesaian masalah teknologi yang rumit dan detail secara teknis membutuhkan orang-orang dengan talenta bidang teknologi secara dalam dan luas yang mampu untuk bekerjasama menjalankan misi dan mewujudkan visi transformasi.

Departemen teknologi tidak bisa hanya dipandang sebagai suatu unit pendukung, penyedia, atau penjaga proses kerja, aktivitas operasional, produksi, atau layanan agar tetap terus dapat berjalan. Bila transformasi digital menjadi jalan yang dipilih, maka kepercayaan terhadap departemen teknologi  harus semakin ditingkatkan. Departemen teknologi harus memberikan dan menunjukkan sesuatu yang bernilai pada setiap aktivitas dan inovasi yang dilakukan. Pemimpin departemen ini harus menjadi komunikator yang hebat, peka terhadap strategi, dan mampu membuat pilihan teknologi yang menyeimbangkan inovasi dan tanggungjawab teknis.

 

DATA

Kondisi yang banyak terjadi saat ini adalah bahwa sebagian besar data belum memenuhi standar dasar, atau bahkan bisa jadi tidak dipedulikan. Padahal transformasi memerlukan kualitas data dan analitik yang jauh lebih baik. Transformasi hampir pasti melibatkan pemahaman terhadap data, sekalipun data tersebut tidak terstruktur. Yang terjadi saat ini, sebagian data masih terserak dan berada di tangan pihak yang belum tentu sebagai “wali data” yang sah. Pemeliharaan, pengintegrasian, pemanfaatan, dan penjagaan kepemilikan data terkadang masih belum menjadi kepedulian umum di kalangan masayarakat dan organisasi.

Padahal sebagian besar organisasi sebenarnya tahu bahwa data itu penting dan mereka tahu kualitasnya buruk, namun mereka menyia-nyiakan sumber daya yang sangat besar dengan gagal menempatkan peran dan tanggung jawab yang tepat pada tempatnya. Mereka sering kurang mengoptimalkan secara tepat fungsi teknologi informasi  untuk “lebih perhatian” terhadap data, bahkan malah kandang ada yang justru menyalahgunakan.

Transformasi digital memerlukan “perhatian lebih” pada data, sehingga diperluka orang-orang dengan talenta teknis mendalam dan luas tentang pengelolaan data yang mampu meyakinkan sejumlah besar orang di garis depan organisasi untuk mengambil peran baru sebagai pelanggan/pengguna data dan pembuat data. Orang-orang dengan talenta di bidang manajemen data ini memiliki tugas dan peran penting memikirkan dan mengomunikasikan data yang dibutuhkan sekarang dan data yang diperlukan setelah transformasi kepada para pelanggan/penggunda data dan pembuat data. Selain itu juga membantu tim di lini depan untuk meningkatkan proses kerja dan tugas mereka sendiri sehingga mereka membuat data dengan benar.

 

PROSES

Transformasi membutuhkan pola pikir ujung ke ujung, memikirkan ulang tentang cara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, koneksi aktivitas kerja yang lancar, dan kemampuan untuk mengelola lintas silo (unit, departemen, organisasi,atau sektor) di masa mendatang. Orientasi proses secara alami cocok dengan kebutuhan ini. Terkadang sulit untuk mempertemukan pemikiran manajemen proses secara horizontal yang lintas silo dan berfokus pada pelanggan dengan pemikiran hierarkis tradisional. Desain konsep yang kuat bisa jadi terwujud tidak seperti apa yang diimpikan. Akhirnya, transformasi yang dilakukan hanya menjadi serangkaian “terapi” perbaikan bertahap, bukan benar-benar transformatif.

Orang-orang dengan talenta di bidang “proses” ini dibutuhkan dalam mengelola “proses” dan para pihak yang terlibat dalam proses. Mereka harus mampu menyelaraskan silo ke arah pelanggan untuk meningkatkan proses yang ada dan merancang yang baru, dan memiliki pemahaman strategis untuk mengetahui kapan peningkatan proses tambahan sudah cukup dan kapan rekayasa ulang proses radikal diperlukan.

 

MANAJEMEN PERUBAHAN

Bidang manajemen perubahan merupakan suatu hal yang kompleks termasuk kepemimpinan, kerja tim, keberanian, kecerdasan emosional, dan elemen manajemen perubahan lainnya. Siapa pun yang bertanggung jawab atas transformasi digital harus berpengalaman di bidang manajemen perubahan. Manusia sebagai sentral interaksi harus dirangkul dan dikelola dengan baik, tidak hanya teknologi, data, dan proses. Keahlian di bidang manajemen perubahan harus mampu mengelola bagaimana para manusia yang terkait dengan aspek yang ditransformasikan dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang apa yang sedang ditransformasi, bagaimana mereka terlibat  dalam transformasi, apa dampak dan manfaatnya bagi mereka, dan mampu menggerakkan meraka untuk mengikuti transformasi dengan harmonis.

 

MERAMU TALENTA KUNCI

Pengemban misi transformasi harus dapat meramu talenta di bidang teknologi, data, proses, dan manajemen perubahan dalam suatu perpaduan optimal yang harmonis, dengan tanpa mengisolasi mereka. Davenport dan Redman mengibaratkan teknologi adalah mesin transformasi digital, data adalah bahan bakar, proses adalah sistem panduan, dan manajemen perubahan organisasi adalah landasannya. Kegagalan transformasi digital bisa disebabkan karena kurang mengoptimalkan atau tidak tepat memanfaatkan teknologi sehingga tidak mampu menurunkan inefisiensi proses secara signifikan,  kurangnya arsitektur data yang solid, atau melibatkan struktur organisasi dan masalah politik yang sulit diubah. Masing-masing bidang dalam menjadi pemicu kesuksesan maupun kegagalan. Semuanya dibutuhkan dan mereka harus berfungsi dengan baik secara bersama-sama.

Transformasi digital dapat dan harus difokuskan pada masalah-masalah yang paling membutuhkan solusi. Prioritas-prioritas itu juga akan menentukan talenta yang dibutuhkan. Misalnya, apabila fokus pada transformasi hubungan pelanggan, maka talenta bidang data yang dibutuhkan adalah keahlian khusus dalam data pelanggan, talenta proses yang dibutuhkan adalah keahlian khusus tentang proses penjualan dan pemasaran, dan seterusnya.

Pengerjaan teknologi, data, dan proses harus berjalan dalam urutan yang sesuai. Tidak ada gunanya mengotomatisasi proses yang tidak berfungsi. Jadi peningkatan proses atau rekayasa ulang harus didahulukan. Di sisi lain, beberapa transformasi akan menampilkan kecerdasan buatan dalam dosis besar. Karena data yang buruk menghalangi pengembangan dan penerapan model kecerdasan buatan yang baik, maka pengerjaan data harus didahulukan. Oleh karena itu dalam menentukan langkah pengerjaan sebaiknya dimulai dengan mengindentifikasi dan merancang tujuan akhir, kemudian kembangkan urutan langkah yang paling sesuai untuk mencapainya.

 

JADI….

Apabila dari rangkaian proses telaah mendalam dan proses rekayasa ulang mulai dari design thinking hingga model bisnis ternyata ditemukan bahwa transformasi digital terpilih sebagai satu langkah yang akan dijalankan, maka penting untuk lebih mendalami salah satu elemen kunci dalam transformasi digital, yaitu talenta atau bakat. Empat bidang keahlian utama yang penting dimiliki dalam transformasi digital adalah teknologi, data, proses, dan manajemen perubahan. Davenport dan Redman mengibaratkan teknologi adalah mesin transformasi digital, data adalah bahan bakar, proses adalah sistem panduan, dan manajemen perubahan organisasi adalah landasannya. Kegagalan transformasi digital bisa disebabkan karena kurang mengoptimalkan atau tidak tepat memanfaatkan teknologi sehingga tidak mampu menurunkan inefisiensi proses secara signifikan,  kurangnya arsitektur data yang solid, atau melibatkan struktur organisasi dan masalah politik yang sulit diubah. Masing-masing bidang dalam menjadi pemicu kesuksesan maupun kegagalan. Semuanya dibutuhkan dan mereka harus berfungsi dengan baik secara bersama-sama. Pengerjaan teknologi, data, dan proses harus berjalan dalam urutan yang sesuai. Penentuan langkah pengerjaan sebaiknya dimulai dengan mengindentifikasi dan merancang tujuan akhir, kemudian kembangkan urutan langkah yang paling sesuai untuk mencapainya.

Pengemban misi transformasi digital harus mampu menjawab pertanyaan tentang bagaimana mengumpulkan tim dengan talenta di bidang teknologi, data, dan proses yang tepat dari orang-orang yang dapat bekerja sama? Bagaimana menghadirkan kepemimpinan yang kuat yang dapat mengelola perubahan organisasi dengan baik? Tentu saja, tidak sertamerta bahwa talenta terbaik menjamin kesuksesan, tetapi kekurangannya hampir menjamin kegagalan. Kinerja yang buruk pada salah satu dari empat bidang keahlian yang saling terkait tersebut (teknologi, data, proses, dan manajemen perubahan) dapat menghasilkan kegagalan.

 

Penulis :
Widiyas Hidhayanto
widiyas_hid@yahoo.com
Principal Consultant WIDINA management
Strategy, Costing, Finance, Accounting, Operation, Kaizen-Lean, Marketing, Information System

NEXT EVENT

Leave a Reply