Entrepreneur dan Self-Employee: Peluang, Tantangan, Perbedaan, Persamaan, dan Hubungan Antara Keduanya
Dalam dunia bisnis, terdapat berbagai istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan individu yang terlibat dalam aktivitas ekonomi. Dua istilah yang sering kali dibahas adalah entrepreneur dan self-employee. Meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam hal kemandirian dalam bekerja, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya yang mempengaruhi cara mereka beroperasi. Selain itu, keduanya juga dapat saling berinteraksi membangun kolaborasi, atau bila terjadi pada diri satu orang maka sangat mungkin terjadi transisi dari self-employee ke entrepreneur menjadi satu rangkaian siklus peran yang dilalui menuju sukses. Artikel ini akan membahas peluang, tantangan, perbedaan, persamaan, dan hubungan antara entrepreneur dan self-employee. (Widiyas Hidhayanto, 2024)
Entrepreneur
Entrepreneur dapat diartikan individu yang menciptakan dan mengelola usaha baru dengan tujuan untuk mengembangkan produk atau layanan inovatif. Mereka sering mengambil risiko finansial yang lebih tinggi dan berusaha membangun bisnis yang dapat tumbuh dan berkelanjutan. Perlu dipahami juga terdapat perbedaan antara entrepreneur dan entrepreneurship. Keduanya memiliki makna yang sama. Entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berharga, sedangkan entrepreneurship merupakan proses dari menciptakannya sesuatu yang berharga. Â
Secara lebih spesifik, entrepreneur memiliki visi yang tidak hanya fokus pada potensi profit yang didapatkan, namun dapat memberikan solusi pada konsumen melalui produk atau layanan yang diberikan. Sedangkan Entrepreneurship, merupakan sebuah proses kegiatan mengubah ide menjadi kenyataan untuk mendapatkan keuntungan sembari menanggung setiap risiko yang ada. Â
Seorang entrepreneur adalah individu yang memiliki ide yang unik dan praktis dalam pikirannya. Sedangkan, entrepreneurship adalah proses memulai dan mengelola bisnis yang menyediakan berbagai produk dan layanan kreatif.Â
Entrepreneur merupakan seorang inovator. Dia menyusun ide inovatif, yang belum diperkenalkan di pasar. Entrepreneurship adalah cara dari seseorang dapat melakukan inovasi. Â
Sebagai Entrepreneur, membangun bisnis dengan mengubah ide menjadi produk atau layanan yang dapat membantu konsumen. Untuk entrepreneurship, ialah proses menjalankan bisnis dan menanggung semua risiko yang ada agar di depan dapat berkembang sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Â
Peluang Sebagai Entrepreneur
Menjadi entrepreneur dapat memiliki peluang potensi pertumbuhan dan penghasilan yang lebih tinggi. Seorang pengusaha startup teknologi yang sukses bisa melihat valuasi bisnisnya melonjak tajam jika berhasil mengembangkan produk yang diadopsi secara luas. Seorang Entrepreneur juga memiliki kesempatan untuk berinovasi dan mempengaruhi pasar, misalnya seorang pengusaha di bidang teknologi kesehatan bisa mengembangkan aplikasi yang meningkatkan akses layanan medis bagi masyarakat. Selain itu, menjadi seorang entrepreneur dapat sekaligus berpeluang menjadi pemimpin, pemilik, penguasa atas usaha yang dirintisnya sehingga memiliki wewenang dan kemampuan untuk membangun tim dan menciptakan lapangan kerja, misalnya entrepreneur di bidang ritel bisa membuka cabang-cabang baru, mempekerjakan banyak orang, dan membantu meningkatkan ekonomi lokal.
Tantangan Sebagai Entrepreneur
Entrepreneur harus berinvestasi dalam inovasi dan pengembangan produk sehingga akan menghadapi risiko finansial apabila terjadi kegagalan, seperti startup teknologi yang membutuhkan modal besar untuk mengembangkan perangkat lunak, dengan risiko kegagalan. Entrepreneur juga harus siap menghadapi tekanan untuk memenuhi ekspektasi pertumbuhan dan inovasi, misalnya pengusaha produsen perlengkapan pendakian harus terus berinovasi agar tidak tertinggal oleh pesaing dan agar dapat merespon kebutuhan dan keinginan pelanggan. Entrepreneur juga harus siap menghadapi ketidakpastian yang lebih besar dalam pendapatan. Berbeda dibanding seorang karyawan yang berpendapatan relatif tetap dari gaji, atau dibanding dengan seorang self-employee yang tidak menanggung beban tetap untuk membayar karyawan atau supplier. Entrepreneur sering menghadapi fluktuasi penghasilan karena bergantung pada keberhasilan bisnis, sedangka biaya tidak semuanya bergerak mengikuti naik-turun pendapatan, ada beban tetap yang harus dipenuhi.
Self-Employee
Self-Employee dapat diartikan Individu yang bekerja untuk diri sendiri, yang biasanya bekerja menyediakan layanan atau produk kepada klien atau pelanggan. Mereka lebih cenderung fokus pada kelangsungan hidup daripada pertumbuhan. Seorang self-employee bekerja secara mandiri dan tidak tergantung pada perusahaan atau atasan untuk mendapatkan penghasilan. Mereka menjalankan bisnis atau kegiatan profesional mereka sendiri tanpa menerima gaji tetap dari perusahaan. Self-employed pada dasarnya menghasilkan pendapatan dari produk atau layanan yang mereka buat sendiri. Ini memberikan mereka kebebasan untuk menentukan kapan dan di mana mereka bekerja.
Kita juga sering mendengar istilah freelancer. Istilah ini yang sering membingungkan antara freelancer dan self-employee. Self-employed adalah seseorang yang bekerja sendiri dan memiliki bisnis. Ini bisa mencakup freelancer, pemilik usaha kecil, kontraktor, atau jasa profesional. Mereka biasanya bekerja untuk diri sendiri dan mengelola bisnis. Kadang beberapa mempekerjakan orang lain untuk membantunya. Self-employee mengelola berbagai aspek bisnis dan operasional, termasuk administrasi dan keuangan, dengan jadwal kerja yang terstruktur dalam mengelola dan menjalankan tanggungjawab bisnis. Seorang self-employee kadang mempekerjakan orang lain untuk membantunya. Meski demikian ia  lebih fokus pada bisnis utama dan pelanggan yang dilayani.
Freelancer adalah pekerja lepas yang menyediakan layanan kepada berbagai klien tanpa terikat kontrak jangka panjang. Freelancer adalah subset dari self-employed. Mereka biasanya bekerja untuk berbagai klien dengan proyek-proyek singkat. Tidak menutup kemungkinan freelancer mengelola beberapa proyek sekaligus dari berbagai klien. Â Freelancer bekerja sendiri dan menyelesaikan tugas proyek berdasarkan kontrak. Pada posisi freelancer, kontrak merupakan acuan yang harus dijalankan.
Peluang Sebagai Self-Employee
Sebagai seorang self-employee memiliki peluang untuk dapat mengendalikan sendiri waktu kerja dan target pendapatan, seperti seorang terapis pijat yang bekerja sendiri bisa mengatur waktu kerja sesuai keinginan, dan memiliki kendali penuh terhadap target pendapatan yang diinginkan. Self-employee juga memiliki peluang berupa risiko finansial yang lebih rendah dibandingkan entrepreneur, seperti penjahit pakaian yang menjalankan usahanya di rumahnya tidak perlu mengeluarkan modal besar, sehingga risikonya lebih rendah dibandingkan dengan pengusaha butik yang membuka ruang pamer atau toko di pusat perbelanjaan. Selain itu, seorang self-employee juga memiliki peluang untuk dapat fokus pada layanan pelanggan yang dapat membangun hubungan jangka panjang, karena pekerjaan dan peroses penciptaan produk/jasanya dilakukan sendiri, seperti seorang dokter yang membuka praktik pribadi di rumah bisa membangun hubungan dekat dengan pasien, sehingga mereka menjadi lebih loyal.
Tantangan Sebagai Self-Employee
Seorang self-employee tidak lepas juga dari tantangan potensi pertumbuhan yang terbatas, seperti dokter umum yang hanya membuka praktik sendiri di rumah mungkin tidak dapat mengembangkan bisnisnya ke skala bisnis elebih besar tanpa beralih menjadi entrepreneur dengan membuka klinik di lokasi strategis, melengkapi fasilitas dan peralatan, serta merekrut perawat dan tenaga administrasi. Seorang self-employee memiliki tanggungjawab atas semua aspek usahanya dalam penciptaan produk/jasa, tatakelola adminitrasi, sampai penyampaian produk/jasa ke pelanggan, seperti seorang desainer grafis freelance yang harus menangani pemasaran, manajemen klien, dan keuangan tanpa bantuan tim. Pada skala usaha yang masih kecil sebagai seorang slf-employee menghadapi ketergantungan pada klien sebagai sumber pendapatan, seperti seorang konsultan hukum mungkin sangat bergantung pada satu atau dua klien besar untuk penghasilannya, sehingga apabila kehilangan klien tersebut bisa berdampak signifikan pada kondisi keuangannya.
Perbedaan Antara Entrepreneur dan Self-Employee
Perbedaan yang kentara antara entrepreneur dan self-employee dapat dilihat dari fokus atau orientasi, risiko, dan skala operasi.
Entrepreneur lebih cenderung fokus pada inovasi, pertumbuhan, dan ekspansi bisnis. Contohnya adalah pendiri perusahaan yang ingin menciptakan produk teknologi baru yang dapat mengubah industri (seperti pengembang aplikasi yang menciptakan platform fintech untuk memudahkan transaksi keuangan). Sedangkan Self-Employee lebih cenderung berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pribadi dan stabilitas finansial. Contohnya adalah seorang fotografer freelance yang menyediakan jasa fotografi untuk berbagai acara, tanpa niat untuk memperluas bisnis menjadi perusahaan fotografi besar.
Entrepreneur lebih berani mengambil risiko yang lebih besar untuk mendapatkan imbalan yang lebih besar. Misalnya, seorang pengusaha restoran yang berinvestasi dalam membuka banyak cabang di berbagai kota. Sedangkan Self-Employee lebih cenderung menghindari risiko besar dan memilih keamanan finansial yang lebih stabil. Misalnya, seorang psikolog yang membuka praktik pribadi tanpa niat untuk memperluas ke layanan psikologi berbasis online.
Entrepreneur akan berusaha meningkatka skala operasi dengan membangun bisnis dengan potensi pasar yang lebih luas. Contohnya adalah seorang pengusaha di bidang e-commerce yang mengembangkan platform marketplace online untuk menghubungkan banyak pembeli dan penjual. Sedangkan Self-Employee pada umumnya menjalankan usaha kecil dengan fokus pada klien atau pasar lokal. Misalnya, seorang tukang kayu yang menyediakan layanan pembuatan furnitur pesanan untuk lingkungan sekitarnya.
Persamaan Antara Entrepreneur dan Self-Employee
Antara entrepreneur dan self-employee memiliki persamaan dalam hal kemandirian, pengelolaan sumber daya, dan inisiatif.
Entrepreneur maupun self-employee, keduanya bekerja untuk diri sendiri tanpa atasan. Hal ini memberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan. Baik seorang entrepreneur yang memulai perusahaan rintisan (startup) maupun seorang konsultan pajak freelance memiliki otonomi dalam menjalankan bisnis mereka.
Untuk sukses dan bertahan, keduanya harus mampu mengelola waktu, uang, dan sumber daya lainnya secara efisien. Seorang pemilik toko online maupun seorang fotografer freelance harus mengatur keuangan, jadwal, dan logistik agar bisnis mereka berjalan lancar.
Keduanya juga dituntut memiliki inisiatif dan keberanian untuk memulai usaha, menjalankan usaha dan menghadapi persaingan dan perubahan lingkungan pasar. Entrepreneur yang mendirikan restoran maupun seorang perancang busana independen harus memiliki motivasi dan kreativitas untuk terus berkembang.
Hubungan Antara Entrepreneur dan Self-Employee
Entrepreneur dan self-employee dapat saling melengkapi dalam ekosistem bisnis. Seorang entrepreneur dapat mempekerjakan self-employee untuk mengelola aspek tertentu dari usaha mereka. Misalnya, seorang entrepreneur teknologi dapat mempekerjakan seorang self-employee, seperti desainer grafis freelance, untuk membantu mereka dalam proyek-proyek tertentu. Seorang pengusaha restoran dapat mempekerjakan chef freelance untuk acara khusus, dengan maksud agar mendapat dukungan sumber daya yang lebih ahli dan sekaligus mendapatkan feedback untuk inovasi lebih baik atas apa yang telah berjalans saat ini.
Begitu juga, seorang self-employee yang sukses dapat bertransformasi menjadi entrepreneur dengan memperluas cakupan layanan dan membangun tim. Sebernarnya Self-Employee dan Entrepreneur bisa saja menjadi sebuah rangkaian siklus peran seseorang. Seorang self-employee yang sukses dapat melihat peluang untuk memperluas layanan mereka menjadi bisnis yang lebih besar, seperti seorang terapis pijat yang mulai mempekerjakan asisten lalu berkembang membuka usaha Pusat SPA, terjadilah siklus transisi dari seorang self-employee menjadi entrepreneur.
Â
Kesimpulan
Entrepreneur dan self-employee adalah dua peran penting dalam dunia bisnis yang memiliki karakteristik, keuntungan, dan tantangan masing-masing. Meskipun berbeda, keduanya memiliki hubungan yang saling mendukung dalam ekosistem bisnis. Entrepreneur berfokus pada pertumbuhan dan inovasi, sementara self-employee lebih mengutamakan fleksibitas dan kontrol pribadi. Namun, keduanya dapat saling berkolaborasi dan dapat bertransisi dari satu peran ke peran lainnya. Memahami perbedaan dan persamaan ini dapat membantu individu dalam memilih jalur karier yang paling sesuai dengan tujuan dan aspirasi mereka.
Â
Widiyas Hidhayanto
widiyas_hid@yahoo.com
Principal Consultant WIDINA management
Strategy, Costing, Finance, Accounting, Operation, Kaizen-Lean, Marketing, Information System
Â
NEXT EVENTS