Manajemen Siklus Aset Tetap pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk Meningkatkan Nilai Pelayanan
Manajemen aset tetap merupakan salah satu pilar penting dalam keberhasilan pengelolaan fasilitas pelayanan kesehatan. Di Indonesia, fasilitas kesehatan baik yang melayani Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) maupun non-JKN, dihadapkan pada tantangan untuk terus meningkatkan mutu pelayanan di tengah dinamika persaingan global dan tuntutan efisiensi. Manajemen aset tetap di sektor kesehatan tidak hanya mencakup pemeliharaan aset fisik seperti gedung dan peralatan, tetapi juga harus mencakup pengelolaan seluruh siklus hidup aset yang meliputi perencanaan, pengadaan, operasi, pemeliharaan, hingga penghapusan. Siklus ini sangat krusial untuk memastikan fasilitas kesehatan dapat beroperasi dengan produktivitas maksimal, efisien dalam biaya, dan menghasilkan pelayanan yang berkualitas tinggi. (Widiyas Hidhayanto, 2024)
Siklus Manajemen Aset Tetap di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Manajemen aset tetap di fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas, apotek, dan laboratorium memerlukan pendekatan yang holistik dan strategis. Berikut adalah tahapan dalam siklus manajemen aset tetap:
- Perencanaan Aset Tetap
Tahap perencanaan merupakan fondasi dalam manajemen aset tetap. Pada fase ini, kebutuhan akan aset tetap dirumuskan berdasarkan proyeksi kebutuhan pelayanan kesehatan, baik dari aspek kapasitas, teknologi, maupun ketersediaan infrastruktur. Perencanaan aset tetap harus mempertimbangkan tren kebutuhan layanan pasien JKN dan non-JKN, perubahan demografi, serta standar mutu pelayanan yang ditetapkan oleh pemerintah dan lembaga internasional. Perencanaan yang tepat akan membantu fasilitas kesehatan dalam menyeimbangkan investasi dengan kebutuhan yang nyata, menghindari pembelian aset yang tidak relevan atau over-capacity.
- Procurement (Pengadaan) dan Akuisisi
Pengadaan aset tetap merupakan proses kritis yang melibatkan evaluasi kebutuhan spesifik, penentuan spesifikasi teknis, seleksi vendor, dan proses pembelian. Dalam sektor kesehatan, pengadaan peralatan medis, teknologi informasi, serta infrastruktur harus mengikuti standar tertentu, baik dari segi keamanan, kompatibilitas, maupun kualitas. Proses akuisisi harus dilakukan secara transparan, mengikuti regulasi yang berlaku, dan mempertimbangkan masa pakai aset. Pemilihan vendor yang tepat dengan dukungan layanan purna jual juga menjadi faktor penting dalam fase ini.
- Operasional dan Penggunaan Aset Tetap
Setelah akuisisi, aset tetap masuk ke dalam fase operasional. Dalam fasilitas kesehatan, operasionalisasi aset seperti peralatan medis dan infrastruktur harus didukung oleh prosedur yang jelas, pelatihan staf yang memadai, serta pemantauan berkelanjutan untuk memastikan efektivitas penggunaannya. Fasilitas kesehatan perlu memastikan bahwa aset-aset yang dimiliki digunakan dengan optimal tanpa menimbulkan pemborosan. Hal ini termasuk memonitor penggunaan energi pada gedung dan memastikan peralatan berfungsi sesuai kapasitas yang direncanakan.
- Pemeliharaan dan Penelusuran (Maintenance and Tracking)
Pemeliharaan aset tetap merupakan bagian yang krusial dalam siklus hidup aset. Pemeliharaan rutin, baik preventif maupun korektif, diperlukan untuk memastikan peralatan dan infrastruktur tetap berfungsi dengan baik dan aman digunakan. Sistem manajemen aset yang efektif harus mencakup kemampuan untuk melacak kondisi aset secara real-time, memperkirakan waktu optimal untuk perawatan, serta menilai kinerja aset secara berkala. Sistem penelusuran berbasis teknologi seperti RFID atau IoT (Internet of Things) semakin penting untuk mendukung efisiensi dalam pemeliharaan, serta meminimalkan downtime akibat kerusakan.
- Disposal (Penghapusan) Aset Tetap
Fase akhir dalam siklus manajemen aset tetap adalah disposal atau penghapusan aset yang sudah tidak lagi memiliki nilai ekonomi atau fungsional. Penghapusan aset di fasilitas kesehatan harus dilakukan sesuai dengan regulasi yang berlaku, termasuk prosedur khusus untuk aset medis atau teknologi yang berisiko terhadap kesehatan dan lingkungan. Disposal yang tepat juga harus mempertimbangkan nilai residu dari aset, apakah masih bisa dijual kembali, didaur ulang, atau dimusnahkan dengan aman.
Tujuan dan Manfaat Manajemen Aset Tetap yang Efektif
Manajemen aset tetap yang baik bertujuan untuk meningkatkan nilai pelayanan, produktivitas, serta efisiensi operasional di fasilitas kesehatan. Dalam konteks JKN dan non-JKN, di mana efisiensi biaya dan kualitas pelayanan menjadi prioritas, manajemen aset yang baik akan memastikan bahwa aset-aset yang dimiliki selalu siap digunakan tanpa mengganggu alur layanan.
Manfaat dari manajemen aset tetap yang menyeluruh antara lain:
- Efektivitas Pelayanan: Aset yang terpelihara dengan baik akan mendukung kelancaran operasional, sehingga layanan kepada pasien berjalan tanpa hambatan.
- Efisiensi Biaya: Pemeliharaan preventif akan menekan biaya perbaikan dan penggantian aset, serta meminimalkan downtime yang berpotensi mengurangi pendapatan.
- Peningkatan Kualitas Layanan: Pengelolaan siklus hidup aset yang baik akan memastikan bahwa fasilitas kesehatan selalu menggunakan teknologi dan peralatan mutakhir, yang berkontribusi terhadap kualitas pelayanan yang lebih baik.
- Kepatuhan Regulasi: Dengan manajemen aset yang terstruktur, fasilitas kesehatan akan lebih mudah untuk memastikan bahwa seluruh aset tetap mematuhi standar keselamatan, mutu, dan lingkungan sesuai regulasi nasional maupun internasional.
Tantangan dalam Manajemen Aset Tetap
Meskipun manajemen aset tetap yang menyeluruh sangat penting, terdapat beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh fasilitas kesehatan, seperti:
- Keterbatasan Dana: Investasi awal untuk pengadaan aset yang berkualitas sering kali memerlukan dana yang besar, dan tidak semua fasilitas kesehatan mampu menyediakan anggaran yang cukup.
- Keterbatasan Sumber Daya Manusia: Untuk memastikan manajemen aset tetap yang efektif, diperlukan staf yang terlatih khusus dalam hal pemeliharaan aset dan penelusuran teknologinya.
- Teknologi yang Cepat Usang: Di era digital, teknologi berkembang dengan sangat cepat, sehingga aset-aset berbasis teknologi seperti peralatan medis dan sistem informasi rentan mengalami usang sebelum masa pakainya berakhir.
Strategi Menghadapi Tantangan dan Meningkatkan Manajemen Aset Tetap
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, fasilitas kesehatan dapat mengadopsi strategi-strategi berikut:
- Penerapan Teknologi Digital: Mengintegrasikan sistem manajemen aset berbasis digital yang dilengkapi dengan pemantauan otomatis, sistem penelusuran, dan prediksi perawatan.
- Kolaborasi dengan Vendor: Membangun kerjasama jangka panjang dengan vendor penyedia aset untuk mendapatkan layanan purna jual yang optimal serta jaminan kualitas aset.
- Peningkatan Kapasitas SDM: Melakukan pelatihan berkelanjutan kepada staf mengenai penggunaan dan pemeliharaan aset, termasuk penerapan teknologi baru.
- Pengelolaan Aset Berbasis Risiko: Memprioritaskan pengadaan, pemeliharaan, dan penghapusan aset berdasarkan analisis risiko yang komprehensif terhadap dampak pada operasional layanan kesehatan.
Kesimpulan
Manajemen aset tetap yang komprehensif merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan fasilitas pelayanan kesehatan, terutama dalam menghadapi tantangan persaingan global, peningkatan jumlah pasien JKN, dan kebutuhan efisiensi biaya. Pengelolaan yang meliputi seluruh siklus aset, mulai dari perencanaan hingga disposal, akan memastikan bahwa fasilitas kesehatan dapat terus berinovasi dan memberikan pelayanan berkualitas tinggi secara berkelanjutan. Strategi yang tepat dalam manajemen aset tetap akan membantu meningkatkan nilai pelayanan, produktivitas, dan efektivitas, yang pada akhirnya mendukung tujuan fasilitas kesehatan dalam menghadapi dinamika pelayanan pasien dan tantangan globalisasi.
Â
Widiyas Hidhayanto
widiyas_hid@yahoo.com
Principal Consultant WIDINA management
Strategy, Costing, Finance, Accounting, Operation, Kaizen-Lean, Marketing, Information System
Â
NEXT EVENTS